02 June 2008

Another proof?

Masih perlu bukti lebih lanjut terkait pentingnya kesetaraan jender???

Tulisan di bawah ini aku salin dari Kilasan Kawat Sedunia, Harian Kompas (31 Mei 2008) :

Washington

Isu soal siapa yang lebih hebat, anak laki-laki atau anak perempuan, masih saja mejadi perdebatan seru. Dalam sebuah studi yang dirilis Kamis (29/5), ditemukan bahwa anak laki-laki mengalahkan anak perempuan dalam soal matematika. Jangan khawatir, itu hanya terjadi dalam komunitas di mana kesetaraan jender masih menjadi persoalan. “ Dalam masyarakat yang lebih setara, anak perempuan sama pandainya dengan anak lak-laki dalam matematika”, kata Paolo Sapienza, profesor di Kellogg School of Management Northwestern University. Sapienza menganalisis hasil tes pada Program Penilaian Pelajar Internasional yang diberikan kepada anak-anak berusia 15 tahun di seluruh dunia setiap tiga tahun. Dari 40 negara yang diuji, Islandia adalah satu-satunya negara di mana anak perempuan bisa mengalahkan anak laki-laki di bidang matematika. Dalam studi itu, hasil tes di Indonesia menunjukkan anak perempuan hampir sama hebat dengan anak laki-laki soal matematika. Kebalikannya, di bidang membaca, hampir di setiap negara, anak perempuan mengalahkan anak laki-laki. Di negara dengan kesetaraan jender, kesenjangan itu bukannya mengecil justru lebih besar. “Di komunitas di mana kesetaraan sudah dikenal, gap bidang matematika menghilang, tetapi gap kemampuan membaca justru lebih besar”, kata Sapienza. Jadi, siapa lebih hebat?

Kesimpulanku…andai di semua negara terjadi kesetaraan jender, maka perempuan dan laki-laki akan sama pintar dalam hal matematika, dan perempuan akan jauh lebih pintar dalam hal membaca dibanding laki-laki.

Pada situasi dan kondisi yang kondusif seperti ini, kira-kira dalam hal apa laki-laki bisa lebih pintar dibanding perempuan?? ;)

Masih perlu bukti lebih lanjut terkait pentingnya kesetaraan jender???

Tulisan di bawah ini aku salin dari Kilasan Kawat Sedunia, Harian Kompas (31 Mei 2008) :

Washington

Isu soal siapa yang lebih hebat, anak laki-laki atau anak perempuan, masih saja mejadi perdebatan seru. Dalam sebuah studi yang dirilis Kamis (29/5), ditemukan bahwa anak laki-laki mengalahkan anak perempuan dalam soal matematika. Jangan khawatir, itu hanya terjadi dalam komunitas di mana kesetaraan jender masih menjadi persoalan. “ Dalam masyarakat yang lebih setara, anak perempuan sama pandainya dengan anak lak-laki dalam matematika”, kata Paolo Sapienza, profesor di Kellogg School of Management Northwestern University. Sapienza menganalisis hasil tes pada Program Penilaian Pelajar Internasional yang diberikan kepada anak-anak berusia 15 tahun di seluruh dunia setiap tiga tahun. Dari 40 negara yang diuji, Islandia adalah satu-satunya negara di mana anak perempuan bisa mengalahkan anak laki-laki di bidang matematika. Dalam studi itu, hasil tes di Indonesia menunjukkan anak perempuan hampir sama hebat dengan anak laki-laki soal matematika. Kebalikannya, di bidang membaca, hampir di setiap negara, anak perempuan mengalahkan anak laki-laki. Di negara dengan kesetaraan jender, kesenjangan itu bukannya mengecil justru lebih besar. “Di komunitas di mana kesetaraan sudah dikenal, gap bidang matematika menghilang, tetapi gap kemampuan membaca justru lebih besar”, kata Sapienza. Jadi, siapa lebih hebat?

Kesimpulanku…andai di semua negara terjadi kesetaraan jender, maka perempuan dan laki-laki akan sama pintar dalam hal matematika, dan perempuan akan jauh lebih pintar dalam hal membaca dibanding laki-laki.

Pada situasi dan kondisi yang kondusif seperti ini, kira-kira dalam hal apa laki-laki bisa lebih pintar dibanding perempuan?? ;)

3 comments:

Anonymous said...
This comment has been removed by a blog administrator.
Anonymous said...

apa yg sbnrnya mau dicari? kesetaraan atau rivalitas? membandingkan laki laki dan perempuan spt membandingkan timur dan barat (baca: kebudayaan, peradaban). gak harus dibandingkan, gak harus dicari mana yg lebih unggul, tp bgmn masing2 'membawa' dirinya melakoni hidup dan melintasi waktu; nice to read much of your thinking.

smartilicious said...

@nurulkey:
pastinya bukan cari rivalitas. aku cuma prihatin dengan realita yang terjadi di depan mata. peringatan hari Kartini yang rutin tiap tahun toh ternyata gak berdaya menghadapi budaya patriakal yang terlanjur berakat kuat.
bukan pula berniat balas dendam berharap keadaan bisa berbalik 180 derajat. cewek mendominasi cowok juga bukan wacana bagus (kecuali dalam kasus seks pastinya...heheh :D). aku cuma mendambakan co dan ce sebagai partner sejajar..kerjasama berwujud kemitraan ato apapun namanya.