20 August 2008

MERDEKA...!!!

Hey…ada yang belum pernah denger jalan Menteri Supeno??? Kebangetan deh kalo sampe belom pernah denger. Ternyata, tanpa kusadari sedikitpun, salah satu teman di kliub bridge yang kuikuti 6 bulan terakhir ini adalah istri Menteri Supeno!!! Hal ini gak sengaja terungkap ketika suatu hari salah satu temen yang rumahnya terletak di jalan Menteri Supeno iseng menyebut jalan itu dengan nama jalan Bu Tin. ”Lho, kok jalan Bu Tin??” aku bertanya polos. Yang bersangkutan tertawa nakal ”Bole duonk pake nama istrinya...hehehe.” Aku makin bingung aja ”Bukan Bu Tin kita kan maksudnya?” Mata indah teman membelalak gak percaya ”Jangan bilang kalo kamu gak tau Bu Tin tuh istri Menteri Supeno yah...” katanya dengan nada mengancam.

Ouw...jadi nih beneran serius toh...

Dan mulailah cerita itu meluncur dari mulutnya yang gak kalah indah dibanding matanya. Bu Tin ditinggal mati pak Menteri Supeno ketika masih berumur 25. sampe sekarang di usia 85, yang bersangkutan gak pernah menikah lagi. Setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai dosen ahli tata negara, waktunya dihabiskan untuk melakukan kegiatan sosial dan bergabung di klub bridge. Klub yang kumasuki ini memang aneh. Rentang usia para anggotanya sungguh luar biasa. Memang selama ini aku tau ada 1 meja yang selalu dihuni kelompok lansia (termasuk Bu Tin), tapi aku gak pernah berusaha gabung dengan meja itu. Bukan masalah apa-apa sih...mereka selalu berkomunikasi dalam bahasa Belanda. Meneketehe mereka sedang ngomongin apa...jangan-jangan lagi ngomongin akyu...hehehe.

Belum habis rasa kaget punya temen istri pahlawan nasional...eeeh kapan tuh baca di salah satu surat kabar nasional kalo ternyata Supriyadi (yak betyul...Supriyadi yang pahlawan nasional juga, yang mantan Menteri Keamanan Rakyat pertama, yang mantan Panglima Tentara Keamanan Rakyat...) ternyata juga masih hidup dan tinggal gak jauh dari rumahku. Weleh...kebetulan aku sering nyasar juga di jalan Supriyadi karena ada temen yang kantornya di jalan itu.

Menurut berita yang kubaca itu, Supriyadi sengaja bersembunyi menggunakan identitas lain (Andaryoko Wisnuprabu) karena malu setelah mengalami kekalahan dalam peristiwa pemberontakan Tentara PETA tahun 1945. Kalah akibat kekurangan personel dan persenjataan. Kemunculan Andaryoko ini berbeda dengan para ’Supriyadi’ lain sebelumnya karena diiringi kajian akademis dengan bahan sejarah lisan yang disusun tim pimpinan ahli sejarah dari Pusat Sejarah dan Etika Politik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Baskara T Wardaja SJ. Rangkuman hasil kajian, tinjauan lapangan, dan wawancara Andaryoko ini bisa dibaca di buku berjudul Mencari Supriyadi, Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno.

Ternyata yah...masih banyak sisi lain sejarah yang harus kupelajari...

Itung-itung buat bahan renungan deh mumpung momennya pas masih bulan kemerdekaan gini...

Hey…ada yang belum pernah denger jalan Menteri Supeno??? Kebangetan deh kalo sampe belom pernah denger. Ternyata, tanpa kusadari sedikitpun, salah satu teman di kliub bridge yang kuikuti 6 bulan terakhir ini adalah istri Menteri Supeno!!! Hal ini gak sengaja terungkap ketika suatu hari salah satu temen yang rumahnya terletak di jalan Menteri Supeno iseng menyebut jalan itu dengan nama jalan Bu Tin. ”Lho, kok jalan Bu Tin??” aku bertanya polos. Yang bersangkutan tertawa nakal ”Bole duonk pake nama istrinya...hehehe.” Aku makin bingung aja ”Bukan Bu Tin kita kan maksudnya?” Mata indah teman membelalak gak percaya ”Jangan bilang kalo kamu gak tau Bu Tin tuh istri Menteri Supeno yah...” katanya dengan nada mengancam.

Ouw...jadi nih beneran serius toh...

Dan mulailah cerita itu meluncur dari mulutnya yang gak kalah indah dibanding matanya. Bu Tin ditinggal mati pak Menteri Supeno ketika masih berumur 25. sampe sekarang di usia 85, yang bersangkutan gak pernah menikah lagi. Setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai dosen ahli tata negara, waktunya dihabiskan untuk melakukan kegiatan sosial dan bergabung di klub bridge. Klub yang kumasuki ini memang aneh. Rentang usia para anggotanya sungguh luar biasa. Memang selama ini aku tau ada 1 meja yang selalu dihuni kelompok lansia (termasuk Bu Tin), tapi aku gak pernah berusaha gabung dengan meja itu. Bukan masalah apa-apa sih...mereka selalu berkomunikasi dalam bahasa Belanda. Meneketehe mereka sedang ngomongin apa...jangan-jangan lagi ngomongin akyu...hehehe.

Belum habis rasa kaget punya temen istri pahlawan nasional...eeeh kapan tuh baca di salah satu surat kabar nasional kalo ternyata Supriyadi (yak betyul...Supriyadi yang pahlawan nasional juga, yang mantan Menteri Keamanan Rakyat pertama, yang mantan Panglima Tentara Keamanan Rakyat...) ternyata juga masih hidup dan tinggal gak jauh dari rumahku. Weleh...kebetulan aku sering nyasar juga di jalan Supriyadi karena ada temen yang kantornya di jalan itu.

Menurut berita yang kubaca itu, Supriyadi sengaja bersembunyi menggunakan identitas lain (Andaryoko Wisnuprabu) karena malu setelah mengalami kekalahan dalam peristiwa pemberontakan Tentara PETA tahun 1945. Kalah akibat kekurangan personel dan persenjataan. Kemunculan Andaryoko ini berbeda dengan para ’Supriyadi’ lain sebelumnya karena diiringi kajian akademis dengan bahan sejarah lisan yang disusun tim pimpinan ahli sejarah dari Pusat Sejarah dan Etika Politik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Baskara T Wardaja SJ. Rangkuman hasil kajian, tinjauan lapangan, dan wawancara Andaryoko ini bisa dibaca di buku berjudul Mencari Supriyadi, Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno.

Ternyata yah...masih banyak sisi lain sejarah yang harus kupelajari...

Itung-itung buat bahan renungan deh mumpung momennya pas masih bulan kemerdekaan gini...

4 comments:

Anonymous said...

BTW postingan km kok selalu terketik 2 kali yah?!?

smartilicious said...

@didut:
iya'e, mas...ga tau tuh gimana bisa gitu :(
kapan tuh mang iseng utak atik sendiri...eh lha kok malah jadi kayak gitu. gak bisa balikin ke semula lagi...hehehe, payah deh..

kapan2 aku ikut kopdar, diajarin yah..hahah

Anonymous said...

mmmhhh...gimana ya endingnya andaryoko? biasa, setelah rame, jadi amnesia :D

smartilicious said...

@anonymous:
iya yah,,,heran. masyarakat Indonesia kayaknya hobi banget kalo disuruh pura-pura amnesia.

btw, aku kadang sering kumat pikun juga ding :D