Bagi pecinta travelling, kegiatan wisata kuliner tentunya tidak akan dilewatkan ketika melakukan perjalanan. Sebagian di antara kita kiranya tidak asing lagi dengan guyonan kuliner berikut ini “What’s so french about french fries?” atau “Where’s the dog in the hotdog?”. Sayangnya guyonan tersebut menyangkut khasanah kuliner asing. Padahal koleksi kuliner Indonesia tidak kalah mencengangkan. Sampai saat tulisan ini dibuat, saya tetap belum menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :
Obat apa yang diresepkan dokter ahli jiwa untuk ‘nasi gila’?
Bagaimana nasib suster yang merawat ‘nasi edan’?
Apa yang nggandul dari ‘nasi gandul’?
Siapa pemenang kontes kecantikan dalam ‘dawet ayu’?
Kapan ‘sambel setan’ masuk neraka?
Berapa kadar alkohol yang terkandung dalam ‘es teler’?
Berapa kaleng bir yang telah diminum ‘semar mendem’?
Siapa yang merasa ditumpangi ‘sambel tumpang’?
Seberapa kayakah ‘randa royal’?
Siapa menubruk siapa dalam ‘kopi tubruk’?
Siapa yang mencapai garis finish pertama kali dalam ‘lontong balap’?
Berapa monyet yang bisa Anda temukan dalam 1 bungkus ‘gethuk kethek’?
Gudang tempat menyimpan apakah ‘gudangan’ itu?
Apakah kereta api Argo Bromo juga melewati ‘ganjel rel’?
Berapa ratus meter kedalaman ‘empek-empek kapal selam’?
Benarkah ‘soto sulung’ memiliki banyak adik?
Apakah rambut Anda menjadi lebih rapi setelah makan ‘roti sisir’?
Masalah apa yang selalu membuat ‘tahu berontak’ melakukan perlawanan?
Benarkah ‘gula semut’ bisa menggigit?
Apakah jari yang lain juga semanis ‘jentik manis’?
Mungkinkah sudah saatnya AB 3 mulai waspada terhadap rongrongan ‘gethuk trio’?
Benarkah nama-nama makanan dan minuman di atas terdengar asing buat Anda? Tidak perlu terlalu kuatir. Di bawah ini saya sediakan leksikografi yang diharapkan bisa Anda baca untuk mengetahui artinya sambil tetap mempertahankan posisi air liur pada tempatnya.
LEKSIKOGRAFI
Nasi gandul yaitu makanan sejenis nasi pindang yang disajikan dengan menggunakan daun pisang sebagai alas makanan. Nasi gandul adalah makanan khas Pati, Jawa Tengah, Indonesia. Nasi gandul biasa disajikan dengan perkedel, tempe goreng, lidah sapi, usus sapi, daging sapi, paru sapi, hati sapi, dll, kemudian diberi tambahan bumbu kecap manis-pedas. Kadar yang cukup tinggi dari lemak yang ada di jeroan (bagian dalam perut sapi) memberikan rasa yang lezat namun berkolesterol tinggi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_gandul)
Dawet ayu terbuat dari cendol tepung beras, gula aren, gula kelapa, dan santan. Kadang di kombinasi dengan nangka dan biasanya cendol berwarna hijau.
(http://www.banjarnegarakab.go.id/menu.php?name=Halaman_Potensi&sop=lihat_halaman&artid=30)
Es Teler adalah minuman es berisi potongan buah alpukat, kelapa muda, nangka matang, dan santan kelapa encer dengan pemanis berupa sirup. (http://id.wikipedia.org/wiki/Es_teler)
Sambal tumpang dibuat dari bahan baku tempe yang sudah basi (tempe bosok) yang dimasak dengan ayam serta kadang-kadang rambak (kulit sapi). Nasi sambel tumpang populer di daerah Kediri dan sekitarnya dan digunakan sebagai menu sarapan pagi, dijual di warung-warung makan di pagi hari yang hanya menjual nasi pecel dan nasi sambel tumpang. Namun demikian, menu ini ternyata juga lezat untuk dinikmati di malam hari. Anda bisa mencobanya ketika berkunjung ke kota Kediri. Setiap malam selepas jam 21.00 WIB, setelah pertokoan tutup, seluruh trotoar di jalan Dhoho berubah menjadi warung lesehan nasi pecel dan nasi sambel tumpang. Mirip dengan lesehan gudeg di jalan Malioboro, Jogjakarta. (http://id.wikipedia.org/wiki/Nasi_tumpang)
Kopi tubruk adalah kopi murni yang digiling langsung dari biji. (http://id.wikipedia.org/wiki/Java)
Lontong balap adalah makanan khas Indonesia yang merupakan ciri khas kota Surabaya di Jawa Timur. Makanan ini terdiri dari lontong, tauge, tahu goreng, lentho, bawang goreng, kecap dan sambal. Lontong balap biasanya didominasi oleh tauge. (http://id.wikipedia.org/wiki/Lontong_balap)
Gethuk adalah makanan ringan (kudapan) yang dibuat dengan bahan utama Singkong, mudah ditemui di Jawa Tengah dan Jawa Timur. (http://id.wikipedia.org/wiki/Getuk)
Gudangan terbuat dari rebusan berbagai sayuran seperti daun bentis, daun bayung dan kecambah, yang kemudian dicampur dengan sambal berbahan parutan kelapa dan cabe. (http://id.wikipedia.org/wiki/Sego_gudang)
Semar mendem (bahasa Jawa, berarti "semar mabuk") merupakan sejenis lemper namun tidak dibungkus dengan daun pisang. Sebagai pembungkus digunakan semacam crepe (dadaran) yang terbuat dari campuran telur dan tepung terigu yang dipanaskan cepat. (http://id.wikipedia.org/wiki/Semar_mendem)
Pempek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu, disajikan dengan saus berwarna coklat kehitaman yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Ada juga cuko manis bagi yang tidak menyukai pedas. Jenis pempek yang paling terkenal adalah "pempek kapal selam" yang terbuat dari telur ayam dibungkus adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pempek)
Gula semut merupakan gula merah versi bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal. Dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yg bersarang di tanah [1]. Bahan dasar untuk membuat gula semut adalah nira dari pohon kelapa atau pohon aren (enau). Karena kedua pohon ini masuk jenis tumbuhan palmae maka dalam bahasa asing, secara umum gula semut disebut Palm Sugar atau Palm Zuiker. (http://id.wikipedia.org/wiki/Gula_Semut)
Otak-otak dibuat dari ikan yang diambil dagingnya, dihaluskan dan dibumbui. Selanjutnya daging ikan tersebut dimasukkan lagi kedalam kulit ikan yang kemudian direbus atau dipanggang dalam balutan daun pisang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Otak-otak)
Cara membuat jentik manis? Sagu mutiara dimasak hingga bening dan ditiriskan. Tepung hongkwe ¼ kg dicampur santan kental, pewarna makanan merah dan hijau serta gula ½ kg, dimasak dan diaduk pada api kecil hingga matang. Kalau adonan sudah tidak lengket pada pengaduk, tandanya sudah matang. Setelah itu secara perlahan sagu mutiaranya dicampur hingga rata bersama nangka salak yang sudah dipotong kecil-kecil. Kalau sudah tercampur lalu diangkat. Selanjutnya dibungkus dalam keadaan panas agar bisa dibentuk dan rupanya halus. Jika dibungkus dalam keadaan dingin, bentuk jentik manis tidak beraturan. Plastik pembungkus haruslah yang agak tebal mengingat jentik manis dibungkus dalam keadaan panas agar tidak mengkerut. Saat dibungkus, jentik manis sebaiknya jangan ditumpuk karena akan membuat bentuknya kurang indah.
http://www.cybertokoh.com/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=1694
18 June 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)