Ditakdirkan sebagai blasteran identik ma tampang cakep?
Hohoho…pendapat ini harus direvisi total :D
Dewi Sandra, Luna Maya, Tamara Bleszynski, dkk boleh aja bangga dengan tampang blasterannya. Tapi ternyata kebahagiaan ini gak menghampiri daku yang blasteran Cina-Jawa.
Ha??... Gimana??...
Oh, ok ok…3 nama yang disebut pertama tuh hasil blasteran bule yah?
Ga bisa dibandingkan ma akyu yang ‘cuma’ blasteran Cina-Jawa? (duuh…napa sih orang Indo selalu merasa ras bule lebih tinggi??? Mpe blasteran yang gak bule pun harus diberi keterangan ‘cuma’…?? Tapeee dyeh…)
Tapi gimana duonk ma Glenn Alinskie yang gak punya darah bule (‘cuma’ Jawa, Cina, Tibet dan Thailand) ‘n tetep bisa punya tampang cakep buanget ??
So…inilah baladaku…:D
Punya bokap Cina ternyata gak jamin aku punya kulit pualam. Alih-alih ambil gen kulit putih Papah, secara sepihak kulitku memutuskan ambil gen kulit kelam Ibu. Note : kekelaman kulitku justru lebih kelam dibanding Ibu yang tulen Jawa…ga tau gimana bisa gini…huaaaaa…
Dan itu semua belum end of story…berdasarkan data-data yang diragukan keabsahannya, diduga secara genotip sebetulnya kulitku terang (gen dari Papah) meski fenotipnya gelap (kayak Ibu)…akibatnya, meski berkulit gelap, ternyata kulitku gampang banget terbakar sinar matahari…so, bukan hal aneh kalo warna kulit bisa belang belonteng menyesuaikan area yang tertutup dan tidak tertutup tergantung model baju yang dipake hari itu.
Aneh bin ajaib…
Lanjutan daftar keanehan…
Meski hidung Papah mancung dan bagus (menurut standart yang diakui oleh masyarakat umum…:D)…lagi2, hidungku gak mo kompromi…lebih memihak pada hidung Ibu yang pesek dengan cuping hidung melebar (kata Pramudya Ananta Toer, hidung kek gini mang tipikal khas Jawa).
Bayangkan bagaimana jadinya hidung model Jawa ini nongkrong di mukaku berpadu dengan mata sipit khas Cina…duuh, kek gado-gado yang kurang sedep sambelnya…
Eniwei…
Tulisan ini dibikin bukan dalam rangka gak mo bersyukur loh…
Aku bersyukur banget kok dengan keadaanku saat ini…apapun bentuknya…
Aku bersyukur punya orangtua dari 2 ras yang berbeda…bisa dari kecil belajar toleransi, menghargai perbedaan yang ada sebagai sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan…
Tiga bulan sekali keluarga besar kumpul…senengnya punya banyak saudara dengan beragam warna kulit, beragam agama (cuma Hindu aja yang kami belum punya), beragam profesi (mulai dari pedagang, dokter, pengacara, kontraktor, bidan, PNS, mpe dukun… semua ada…).
Perbedaan itu indah…gak usah dibikin seragam…malah bikin eneg…
*jadi inget jaman Soeharto ga seh?*
Ditakdirkan sebagai blasteran identik ma tampang cakep?
Hohoho…pendapat ini harus direvisi total :D
Dewi Sandra, Luna Maya, Tamara Bleszynski, dkk boleh aja bangga dengan tampang blasterannya. Tapi ternyata kebahagiaan ini gak menghampiri daku yang blasteran Cina-Jawa.
Ha??... Gimana??...
Oh, ok ok…3 nama yang disebut pertama tuh hasil blasteran bule yah?
Ga bisa dibandingkan ma akyu yang ‘cuma’ blasteran Cina-Jawa? (duuh…napa sih orang Indo selalu merasa ras bule lebih tinggi??? Mpe blasteran yang gak bule pun harus diberi keterangan ‘cuma’…?? Tapeee dyeh…)
Tapi gimana duonk ma Glenn Alinskie yang gak punya darah bule (‘cuma’ Jawa, Cina, Tibet dan Thailand) ‘n tetep bisa punya tampang cakep buanget ??
So…inilah baladaku…:D
Punya bokap Cina ternyata gak jamin aku punya kulit pualam. Alih-alih ambil gen kulit putih Papah, secara sepihak kulitku memutuskan ambil gen kulit kelam Ibu. Note : kekelaman kulitku justru lebih kelam dibanding Ibu yang tulen Jawa…ga tau gimana bisa gini…huaaaaa…
Dan itu semua belum end of story…berdasarkan data-data yang diragukan keabsahannya, diduga secara genotip sebetulnya kulitku terang (gen dari Papah) meski fenotipnya gelap (kayak Ibu)…akibatnya, meski berkulit gelap, ternyata kulitku gampang banget terbakar sinar matahari…so, bukan hal aneh kalo warna kulit bisa belang belonteng menyesuaikan area yang tertutup dan tidak tertutup tergantung model baju yang dipake hari itu.
Aneh bin ajaib…
Lanjutan daftar keanehan…
Meski hidung Papah mancung dan bagus (menurut standart yang diakui oleh masyarakat umum…:D)…lagi2, hidungku gak mo kompromi…lebih memihak pada hidung Ibu yang pesek dengan cuping hidung melebar (kata Pramudya Ananta Toer, hidung kek gini mang tipikal khas Jawa).
Bayangkan bagaimana jadinya hidung model Jawa ini nongkrong di mukaku berpadu dengan mata sipit khas Cina…duuh, kek gado-gado yang kurang sedep sambelnya…
Eniwei…
Tulisan ini dibikin bukan dalam rangka gak mo bersyukur loh…
Aku bersyukur banget kok dengan keadaanku saat ini…apapun bentuknya…
Aku bersyukur punya orangtua dari 2 ras yang berbeda…bisa dari kecil belajar toleransi, menghargai perbedaan yang ada sebagai sesuatu yang tidak perlu diperdebatkan…
Tiga bulan sekali keluarga besar kumpul…senengnya punya banyak saudara dengan beragam warna kulit, beragam agama (cuma Hindu aja yang kami belum punya), beragam profesi (mulai dari pedagang, dokter, pengacara, kontraktor, bidan, PNS, mpe dukun… semua ada…).
Perbedaan itu indah…gak usah dibikin seragam…malah bikin eneg…
*jadi inget jaman Soeharto ga seh?*
8 comments:
sebutlah dirimu "eksotis" hahaha...
Sekilas mirip dengan yang aku alami. Tapi ini pernah aku ceritakan pada kamu, semua berubah ketika suatu hari turning point itu terjadi. Ada buku menarik: Konsep Diri dan Kedewasaan Rohani, bagus untuk menjawab beberapa kegelisahanmu seperti yang aku tangkap dari tulisan kamu.
Nyambung tulisanmu, sebenarnya rata-rata orang Indonesia itu ya keturunan China bagian selatan yang emang berkulit hitam. Sedemikian erat hubungan kita dengan orang-orang China daratan...konon 6 dari 9 wali songo yang terkenal itu adalah orang China, sisanya orang Arab.
Kesimpulan: kalau kulitmu hitam, hidung pesek dan (tambahan) suara fals, itu membuktikan bahwa kamu memang orang Melanesia. Tapi kalau masih ragu-ragu, coba cek tetanggamu...ada yang mirip kamu ngga?
Fals? By phone nyaman aja tuh. Emang fals ga sih?
@matrixpdip:
asem...bw2 tetangga pula...
gak tau apa...jaman aku masi kecil, kalo papah pas kumat isengnya, suka ngatain aku 'anak dpt nemu di jln'...gara2 gak mirip ma cakepnya dia...huhuhuuu
@anonymous:
ga usah dgrin matrix, mas...
u kan dah buktikan sendiri kalo suaraku merdu dan bagus...kwekekek...
mungkin emang dulunya lu diambil dari bawah jembatan Xcode sana..atau dari pinggir kuburan..tanpa dijemput..dan ntar pulang juga tak diantar..
Kita mau hitam, putih, kuning, coklat ataupun berkulit sawo mentah... itulah kita.
Mari bersyukur karena kita terlahir dengan sempurna ke dunia ini. Tidak ada bagian yang kurang atau tertinggal.
Tuhan menciptakan manusia dengan sempurna [menurut pandangan-Nya].
@anonymous:
*jitak pala krisna :P*
@fernando:
setuju!!!
manusia diciptakan sesuai gambar Tuhan. Dah pasti sempurna, bagaimanapun keadaannya :)
Setuju banget dengan komentar Fernando, dan itu yang mendasari buku yang aku tulis itu. Kita semua unik di mataNYa.
Buat Smart,
Selamat membaca...
Post a Comment